Rabu, 16 November 2011

Curahan Hatiku :'(

Setiap orang pasti pernah menginginkan masa lalu terulang kembali,,
Begitu pun juga aku yang menginginkan masa laluku terulang kembali,,
Dimana masih ada IBU,,
Pengin hal yang baik terulang lagi,,
Pengin diriku yang seperti dulu,,
Diriku yang tegar dalam menghadapi masalah,,
Walau ku tau semua itu akan sia-sia,,
Masa lalu tetaplah masa lalu yang tak kan pernah terulang kembali,,
Ku tau Beliau melihatku dari sana,,
Aku tau Beliau pasti sedih melihat aku yang sekarang ini,,
Maafkan aku.......
Maaf tidak bisa jadi yang sempurna,,
Maaf atas semua perilaku anakmu ini,,
Maaf tidak bisa nepati janji-janji seorang anak,,

Sekarang tidak ada yang mendidik aku,,
tidak ada yang motivasi aku,,
tidak ada yang nyemangati aku,,
tidak ada perhatian, kasih sayang dan belaian dari seorang ibu,,

Aku terpuruk.....
Aku hancur dgn keadaan sekarang,,
"kalian tidak pernah tau itu kan"
Aku tau semua masalah ada jalan keluarnya,,
Tapi jika kalian diposisiku kalian pasti akan tau rasanya gimana,,
Read More

Minggu, 06 November 2011

Adrian Martadinata "Ajari Aku"

Ajari aku ‘tuk bisa
Menjadi yang engkau cinta
Agar ku bisa memiliki rasa
Yang luar biasa untukku dan untukmu

Ku harap engkau mengerti
Akan semua yang ku pinta
Karena kau cahaya hidupku, malamku
‘tuk terangi jalan ku yang berliku

Hanya engkau yang bisa
Hanya engkau yang tahu
Hanya engkau yang mengerti, semua inginku
[ajari aku 'tuk bisa mencintaimu]
[ajari aku 'tuk bisa mengerti kamu]
Mungkinkah semua akan terjadi pada diriku

Hanya engkau yang tahu
Ajari aku ‘tuk bisa mencintaimu

Koleksi Adrian Martadinata yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu Adrian Martadinata – Ajari Aku
Gambar Artis Indonesia





Download Youtube Video Clip Adrian Martadinata – Ajari Aku
Foto Artis Indonesia
Read More

Jawaban UTS Interaksi dan Strategi Belajar Matematika

1. Jelaskan tujuan pendidikan yang pertama kali dikenalkan oleh Benjamin. S. Bloom serta proses kognitif yang diperkenalkannya!
Taksonomi bloom dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dimana tujuan pendidikan menurut Benjamin. S. Bloom (1956) ada 3 yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.
Proses kognitif yang diperkenalkannya adalah bertujuan untuk berorientasi kepada kemampuan berfikir, mencakup intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat, sampai dengan kemampuan untuk memecahkan masalah yang menuntut peserta didik untuk memecahkan masalah tersebut.

2. Jelaskan Karakteristik matematika sebagai ilmu yang terstruktur, dan sebutkan unsur-unsur dalam struktur matematika!
karekteristik matematika sebagai ilmu terstruktur yaitu dimana matematika mempelajari tentang pola keteraturan dan tentang struktur yang terorganisasikan.  Hal ini karena matematika dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan, kemudian unsur yang didefinisikan ke aksioma dan postulat dan akhirnya pada teorema dan dalil. Konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistimatis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Oleh karena itu untuk mempelajari matematika, konsep sebelumnya yang menjadi prasyarat, harus benar-benar dikuasai agar dapat memahami topik atau konsep selanjutnya.
Unsur-unsur dalam struktur matematika yaitu:
- Unsur-unsur yang tidak didefinisikan
Misal : titik, garis, lengkungan, bidang, bilangan dll. Unsur-unsur ini ada, tetapi kita tidak dapat mendefinisikannya.
- Unsur-unsur yang didefinisikan
Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan maka terbentuk unsur-unsur yang didefinisikan. Misal : sudut, persegi panjang, segitiga, balok, lengkungan tertutup sederhana, bilangan ganjil, pecahan desimal, FPB dan KPK dll.
- Aksioma dan postulat
Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan dan unsur-unsur yang didefinisikan dapat dibuat asumsi-asumsi yang dikenal dengan aksioma atau postulat. Misal : Melalui 2 titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah garis dan semua sudut siku-siku satu dengan lainnya sama besar.
Aksioma tidak perlu dibuktikan kebenarannya tetapi dapat diterima kebenarannya berdasarkan pemikiran yang logis.
- Dalil atau Teorema
Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan dan aksioma maka disusun teorema-teorema atau dalil-dalil yang kebenarannya harus dibuktikan dengan cara deduktif. Misal : Jumlah 2 bilangan ganjil adalah genap dan jumlah ketiga sudut pada sebuah segitiga sama dengan 180 derajat.

3. Apakah definisi Aksioma, Postulat, Dalil, dam Teorema!
Aksioma: suatu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran dan bersifat umum, tanpa memerlukan pembuktian. umumnya sama dengan postulat, hanya aksioma banyak ditemukan di aljabar, sedangkan postulat di geometri.
Postulat: suatu pernyataan yang tidak perlu dibuktikan keabsahannya lagi, yang bernilai sama dengan suatu teorema.
Teorema: pernyataan yang dapat diterima setelah dibuktikan. Teorema dapat berbentuk sederhana atau rumit.
Dalil : bagian dari teorema yang dapat diterima dan dibuktikan.

4. Menurut anda apa saja masalah yang dihadapi dalam Pembelajaran matematika di sekolah, bagaimana cara menghadapinya?
Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika seperti ada sebagian dari siswa tidak menyukai pelajaran matematika dan merasa matematika itu sulit. Sehingga meraka mengeluh/bosan ketika pelajaran matematika dimulai.
Solusinya : tanamkan dulu kepada diri siswa untuk menyukai pelajaran matematika tersebut. Kita sebagai pendidik ataupun calon guru harus memotivasi kepada siswa-siswa bahwa matematika itu tidak sulit dan berikan latihan secara continue kepada siswa.

5. Jelaskan 4 tahap perkembangan kognitif dari individu menurut Piaget!
Ada 4 tahap perkembangan kognitif dari individu menurut Piaget yaitu:
a)      Tahap sensori motor
Bagi anak yang berada ditahap ini, pengalaman diperoleh melalui perbuatan fisik (gerakan tubuh) dan sensori (Koordinasi alat indra). Seorang anak berusaha mencari objek yang asalnya terlihat kemudian menghilang dari pandangannya. Anak pada tahap ini mulai bias meniru apa yang dilihat atau didengarnya.
b)      tahap pra operasi
Pada tahap ini anak mulai mengklafikasikan sekelompok objek, menata letak benda-benda menurut urutan tertentu dan membilang. Pada tahap ini pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkrit atau nyata daripada pemikiran logis atau masuk akal.
c)      Tahap operasi konkrit
Anak yang berada pada tahap ini umumnya berada di sekolah dasar, sehingga sudah semestinya guru-guru  SEkolah Dasar mengetahui benar kondisi anak pada tahap ini. umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit.
d)      Tahap operasi formal
Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dari perkembangan kognitif secara kualitas. Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan objek atau peristiwa langsungnya. Penalaran yang terjadi dalam struktur kognitifnya yang telah mampu hanya dengan menggunakan simbo, ide, abstraksi dan generalisasi.

6. Apa perbedaan antara belajar dan pembelajaran, berikan satu contoh kasus belajar dan satu contoh kasus pembelajaran!
Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan sementara. (Syaifuddin Iskandar : 2008 : 1). Belajar biasanya tidak memerlukan waktu yang lama, tetapi pembelajaran memerlukan waktu yang lama dan secara continue. Pembelajaran adalah usaha mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar tertentu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya. Pembelajaran juga bisa disebut sebagai proses belajar, yang paling umum seperti jenjang sekolah formal dari sekolah dasar hingga SMA atau perguruaan tinggi.
Contoh kasus : Dinda bersekolah di SMA 2 Tarakan, dia paling senang belajar matematika. Pada saat pelajaran matematika dimulai dia pasti mengikuti pelajaran tersebut dengan serius. Hingga akhirnya Dinda memilh perguruan tinggi di tarakan dengan jurusan FKIP Matematika.
Keterangan : belajar matematika merupakan belajar, sedangkan dari SD sampai ke perguruaan tinggi merupakan pembelajaran (proses belajar).

7. Sebutkan dan jelaskan teori belajar aliran psikologi tingkah laku!
Ada 6 teori aliran psikologi tingkah laku yaitu:
a)      Teori Thorndike
Edward L. Thorndike (1874-1949) mengemukakan beberapa hokum belajar yang dikenal dengan sebutan Law Of Effect. Menurut hokum ini belajar akan lebih berhasil bila respon peserta didik terhadap stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan. Ada beberapa dalil atau hukum yang dikemukakan Thorndike, yang mengakibatkan munculnya stimulus-respon ini yaitu : hukum kesiapan (law of readiness), hukum latihan (law of exercise) dan hukum akibat (law of effect).
Hukum kesiapan (law of readiness) menerangkan bagaimana kesiapan anak dalam melakukan suatu kegiatan. Seorang anak yang mempunyai kecenderungan untuk bertindak atau melakukan kegiatan tertentu dan kemudian dia benar melakukan kegiatan tersebut, maka tindakannya akan melahirkan kepuasan bagi dirinya.
Hukum latihan (law of exercise) pada dasarnya menggunakan bahwa stimulus dan respon akan memiliki hubungan satu sama lain secara kuat, jika proses pengulangan sering terjadi.
Hukum akibat (law of effect) suatu tindakan akan menimbulkan pengaruh bagi tindakan yang serupa. Ini memberikan gambaran bahwa suatu tindakan yang dilakukan seorang anak menimbulkan hal-hal yang menyenangkan bagi dirinya sehingga terjadilah suatu kepuasan dari tindakan tersebut.
b)      Toeri Skinner
Menurut Skinner. Surrhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ganjaran atau penguatan memppunyai peranan penting dalam proses belajar. Ganjaran merupakan respon yang sifatnya menggembirakan dan merupakan tingkah laku yang sifatnya subjektif, sedangkan penguatan merupakan sesuatu yang mengakibatkan meningkatnya kemungkinan suatu respond an lebih mengarah kepada hal-hal sifatnya dapat diamati dan diukur. Dalam teorinya skinner menyatakan bahwa penguatan terdiri atas penguatan positif dan penguatan negative.
c)      TeoriAusubel
Teori ini terkenal dengan belajar bermaknanya dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai. Teori ini membedakan antara belajar menghafal dengan belajar bermakna. Pada belajar menghafal, siswa menghafalkan materi yang sudah diperolehnya, tetapi pada belajar bermakna materi yang elah diiperoleh itu dikembangkan dengan keadaan lain sehingga belajarnya lebih dimengerti.
d)     Teori Gagne
Menurut Gagne, dalam beelajar matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek tak langsung antara lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika dan tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan objek langsung berupa fakta, keterampilan, konsep, dan aturan.
e)      Teori Pavlov
Povlov mengemukakan konsep pembiasan (conditioning). Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, agar siswa belajar dengan baik dan harus dibiasakan. Misalnya, agar siswa mengerjakan PR dengan baik, biasakanlah dengan memeriksanya, menjelaskannnya atau memberi nilai terhadap hasil pekerjaannya.
f)       Teori Baruda
Baruda mengemukakan bahwa siswa belajar itu melalui meniru. Pengertian meniru di sini bukan berarti menyontek, tetapi meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang lain dalam hal yang positif.

Read More

Minggu, 23 Oktober 2011

Pembelajaran cooperative Learning

Pendahuluan
Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana anak dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat,dan dengar.
Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Falsafah yang mendasari pembelajaran Cooperative Learning (pembelajaran gotong royong) dalam pendidikan adalah “homo homini socius” yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan sistem
pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002: 14). Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong, yaitu:
a. Saling ketergantungan positif.
b. Tanggung jawab perseorangan.
c. Tatap muka.
d. Komunikasi antar anggota.
e. Evaluasi proses kelompok.

Pengeretian Cooperative Learning

Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Peran guru dalam pembelajaran cooperative learning sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat jelas. Kondisi ini peran dan fungsi siswa terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan de-mokratis, dan masing-masing siswa punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain.


Berikut ini akan dikemukakan beberapa keuntungan yang diperoleh baik oleh guru maupun siswa di dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model cooperative learning.
Pertama, melalui cooperative learning menimbulkan suasana yang baru dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan sebelumnya hanya dilaksanakan model pembelajaran secara konvensional yaitu camah dan tanya jawab. Metode tersebut ternyata kurang memberi motivasi dan semangat kepada siswa untuk belajar. Dengan digunakannva model cooperative learning, maka tampak suasana kelas menjadi lebih hidup dan lebih bermakna.
Kedua, membantu guna dalam mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencarikan alternatif pemecahannya. Dari hasil penelitian tindakan pelaksanaan cooperative learning dengan diskusi kelompok ternyata mampu membuat siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar.
Ketiga, penggunaanya cooperative learning merupakan suatu model yang efektif untuk menge-mbangkan program pembelajaran terpadu. Dengan cooperative learning siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan aspek kognitif saja melainkan mampu mengembangkan aspek afektif dan psikomotor.
Keempat, dengan melalui cooperative learning, dapat me-ngembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran ini lebih banyak berpusat pada siswa, sehingga siswa diberi kesempatan untuk turut serta dalam diskusi kelompok. Pemberian motivasi dari teman sebaya ternyata mampu mendorong semangat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Terlebih lagi bila pembahasan materi yang sifatnya problematik atau yang bersifat kontroversial, mampu merangsang siswa me-ngembangkan kemampuan berpikirnya
.
Kelima, dengan cooperative learning mampu mengembangkan kesadaran pada diri siswa terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarya. Dengan bekerja kelompok maka timbul adanya perasaan ingin membantu siswa lain yang mengalami kesulitan sehingga mampu me-ngembangkan sosial skill siswa. Disamping itu pula dapat me-latih siswa dalam me-ngembangkan perasaan empati maupun simpati pada diri siswa.
Keenam, dengan cooperative learning mampu melatih siswa dalam berkomunikasi seperti berani mengemukakan pendapat, berani dikriik, maupun menghargai pendapat orang lain. Komunikasi interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa menimbulkan dialog yang akrab dan kreatif.
Dari beberapa keuntungan dari model pembelajaran cooperative learning di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa keberhasilan suatu proses pendidikan dan pengajaran salah satunya ditentukan oleh kemampuan dan ketera-mpilan guru dalam menggunakan strategi dan model pembelajaran yang digunakannya. Salah satu model yang dapat memberikan dampak terhadap keberhasilan siswa adalah melalui model pembelajaran koperatif atau cooperative learning.


Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya:
a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.
b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.
d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dalam
model pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
b. Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
c. Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
d. Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.

Refrensi : http://muhfida.com/pembelajaran-cooperative-learning/
Read More

Perkembangan Pembelajaran Matematika

Begitu pentingnya matematika dalam kehidupan maka tidak aneh jika pembelajaran matematika mengalami perkembangan dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Bagaimanakah perkembangan pembelajaran matematika di dalam negeri?
a. Matematika Tradisoanal
Setelah Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, pemerintah berbenah diri menyusun program pendidikan. Matematika diletakkan sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Saat itu pembelajaran matematika lebih ditekankan pada ilmu hitung dan cara berhitung. Untuk pertama kali yang diperkenalkan kepada siswa adalah bilangan asli dan membilang, kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang dari sepuluh, pengurangan yang selisihnya positif dan lain sebagainya.
Kekhasan lain dari pembelajaran matematika tradisional adalah bahwa pembelajaran lebih menekankan hafalan dari pada pengertian, menekankan bagaimana sesuatu itu dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian, lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas, urutan operasi harus diterima tanpa alasan, dan lain sebagainya.
Urutan operasi hitung pada era pembelajaran matematika tradisional adalah kali, bagi, tambah dan kurang. ,maksudnya bila ada soal dengan menggunakan operasi hitung maka perkalian harus didahulukan dimanapun letaknya baru kemudian pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Urutan operasi ini mulai tahun 1974 sudah tidak dipandang kuat lagi banyak kasus yang dapat digunakan untuk menunjukkan kelemahan urutan tersebut.
contoh : 9+3:3, berdasar urutan operasi yaitu bagi dulu baru jumlah dan hasilnya adalah 10. Perbedaan hasil inilah yang menjadi alasan bahwa urutan tersebut kurang kuat.


b. Pembelajaran Matematika Modern
Pengajaran matematika modern resminya dimulai setelah adanya kurikulum 1975. Model pembelajaran matematika modern ini muncul karena adanya kemajuan teknologi, di Amerika Serikat perasaan adanya kekurangan orang-orang yang mampu menangani sejata, rudal dan roket sangat sedikit, mendorong munculnya pembaharuan pembelajaran matematika.
W Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan berpengertian. Teori ini sesuai dengan terori Gestalt yang muncul sekitar tahun 1930, dimana Gestalt menengaskan bahwa latihan hafal atau yang sering disebut drill adalah sangat penting dalam pengajaran namun diterapkan setalah tertanam pengertian pada siswa.
Pemerintah merancang program pembelajaran yang dapat menutupi kelemanahn-kelemahan tersebut, munculah kurikulum 1975 dimana matematika saat itu mempnyai karakteristik sebagai berikut :
  1. Memuat topik-topik dan pendekatan baru. Topik-topik baru yang muncul adalah himpunan, statistik dan probabilitas, relasi, sistem numerasi kuno, penulisan lambang bilangan non desimal.
  2. Pembelajaran lebih menekankan pembelajaran bermakna dan berpengertian dari pada hafalan dan ketrampilan berhitung.
  3. Program matematika sekolah dasar dan sekolah menengah lebih kontinue
  4. Pengenalan penekanan pembelajaran pada struktur
  5. Programnya dapat melayani kelompok anak-anak yang kemampuannya hetrogen.
  6. Menggunakan bahasa yang lebih tepat.
  7. Pusat pengajaran pada murid tidak pada guru.
  8. Metode pembelajaran menggunakan meode menemukan, memecahkan masalah dan teknik diskusi.
  9. Pengajaran matematika lebih hidup dan menarik.
 c. Pembelajaran Matematika Masa Kini

Pembelajaran matematika masa kini adalah pembelajaran era 1980-an. Hal ini merupakan gerakan revolusi matematika kedua, walaupun tidak sedahsyat pada revolusi matematika pertama atau matematika modern. Revolusi ini diawali oleh kekhawatiran negara maju yang akan disusul oleh negara-negara terbelakang saat itu, seperti Jerman barat, Jepang, Korea, dan Taiwan. Pengajaran matematika ditandai oleh beberapa hal yaitu adanya kemajuan teknologi muthakir seperti kalkulator dan komputer.
Perkembangan matematika di luar negeri tersebut berpengaruh terhadap matematika dalam negeri. Di dalam negeri, tahun 1984 pemerintah melaunching kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun 1984. Alasan dalam menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, adanya sarat materi, perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah serta kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi kurikulum dengan tarap kemampuan anak didik. Dan, CBSA (cara belajar siswa aktif) menjadi karakter yang begitu melekat erat dalam kurikulum tersebut.
Sementara itu langkah-langkah agar pelaksanaan kurikulum berhasil adalah melakukan hal-hal sebagai berikut;
  1. Guru supaya meningkatkan profesinalisme
  2. Dalam buku paket harus dimasukkan kegiatan yang menggunakan kalkulator dan komputer
  3. Sikronisasi dan kesinambungan pembelajaran dari sekolah dasar dan sekolah lanjutan
  4. Pengevaluasian hasil pembelajaran
  5. Prinsip CBSA di pelihara terus
Dari paparan di atas terlihat bagaimana lika-liku perkembangan matematika mulai dari matematika tradisional yang begitu sederhana, hanya sekedar melatih hafalan dan melatih kemampuan otak. Kemudian berkembang agak maju lagi dengan munculnya terori pembelajaran dari para ahli psikologi. Teori ini mempengaruhi pembelajaran matematika dalam negeri yang akhirnya pemerintah mengeluarkan kurikulum baru, yang disesuaikan dengan penemuan teori pembelajaran yang muncul.

Refrensi : http://yeni.student.umm.ac.id/perkembangan-pembelajaran-matematika/yeni
Read More

Sabtu, 08 Oktober 2011

Hakikat Matematika

A. Hakikat Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dariperkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi ET, 1980 :148).
a. Matematika adalah Ilmu Deduktif
Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, karena proses mencari kebenaran (generalisasi) dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang lain. Metode pencarian kebenaran yang dipakai adalah metode deduktif, tidak dapat dengan cara induktif. Walaupun dalam matematika mencari kebenaran itu dapat dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus dapat dibuktikan dengan cara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi dari sifat, teori atau dalil itu dapat diterima kebenarannya sesudah dibuktikan secara deduktif. Berikut adalah beberapa contoh pembuktian dalil atau generalisasi pada matematika. Dalil atau generalisasi berikut dibenarkan dalam matematika karena sudah dapat dibuktikan secara deduktif.
Contoh 1
Bilangan ganjil ditambah bilangan ganjil adalah bilangan genap. Misalnya kita ambil beberapa buah bilangan ganjil, baik ganjil positif, atau ganjil negatif yaitu 1, 3, -5, 7.

+    1    3    -5    7
1    2    4    -4    6
3    4    6    -2    10
-5  -4  -2   -10   2
7     8  10    2    14

Dari tabel di atas, terlihat bahwa untuk setiap dua bilangan ganjil jika dijumlahkan hasilnya selalu genap. Dalam matematika hasil di atas belum dianggap sebagai suatu generalisasi,walaupun anak membuat contoh-contoh dengan bilangan yang lebih banyak lagi. Pembuktian dengan cara induktif ini harus dibuktikan lagi dengan cara deduktif.
Pembuktian secara deduktif sebagai berikut :

Misalkan : a dan b adalah sembarang bilangan bulat, maka 2a bilangan genap dan 2b bilangan genap genap, maka 2a +1 bilangna ganjil dan 2b + 1 bilangan ganjil.
Jika dijumlahkan :
(2a + 1) + (2b + 1) =
2a + 2b + 2 =
2 (a + b + 1) =
Karena a dan b bilangan bulat maka (a + b + 1) juga bilangan bulat, sehingga 2 (a + b +1) adalah bilangan genap. Jadi bilangan ganjil + bilangan ganjil = bilangan genap (generalisasi)

b. Matematika adalah Ilmu Terstruktur

Matematika merupakan ilmu terstruktur yang terorganisasikan. Hal ini karena matematika dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan, kemudian unsur yang didefinisikan ke aksioma / postulat dan akhirnya pada teorema. Konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistimatis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Oleh karena itu untuk mempelajari matematika, konsep sebelumnya yang menjadi prasyarat, harus benar-benar dikuasai agar dapat memahami topik atau konsep selanjutnya.
Dalam pembelajaran matematika guru seharusnya menyiapkan kondisi siswanya agar mampu menguasai konsep-konsep yang akan dipelajari mulai dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks.
Contoh : seorang siswa yang akan mempelajari sebuah volume kerucut haruslah mempelajari mulai dari lingkaran, luas lingkaran, bangun ruang dan akhirnya volume kerucut. Untuk dapat mempelajari topik volume balok, maka siswa harus mempelajari rusuk / garis, titik sudut, sudut, bidang datar persegi dan persegi panjang, luas persegi dan persegi panjang, dan akhirnya volume balok.
Strruktur matematika adalah sebagai berikut :
1. Unsur-unsur yang tidak didefinisikan
Misal : titik, garis, lengkungan, bidang, bilangan dll. Unsur-unsur ini ada, tetapi kita tidak dapat mendefinisikannya.
2. Unsur-unsur yang didefinisikan
Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan maka terbentuk unsur-unsur yang didefinisikan. Misal : sudut, persegi panjang, segitiga, balok, lengkungan tertutup sederhana, bilangan ganjil, pecahan desimal, FPB dan KPK dll.
3. Aksioma dan postulat
Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan dan unsur-unsur yang didefinisikan dapat dibuat asumsi-asumsi yang dikenal dengan aksioma atau postulat.
Misal :
~ Melalui 2 titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah garis.
~ Semua sudut siku-siku satu dengan lainnya sama besar.
~ Melalui sebuah titik hanya dapat dibuat sebuah garis yang tegak lurus ke sebuah garis yang lain.
~ Sebuah segitiga tumpul hanya mempunyai sebuah sudut yang lebih besar dari 900.
Aksioma tidak perlu dibuktikan kebenarannya tetapi dapat diterima kebenarannya berdasarkan pemikiran yang logis.
4. Dalil atau Teorema
Dari unsur-unsur yangtidak didefinisikan dan aksioma maka disusun teorema-teorema atau
dalil-dalil yang kebenarannya harus dibuktikan dengan cara deduktif.
Misal :
~ Jumlah 2 bilangan ganjil adalah genap
~ Jumlah ketiga sudut pada sebuah segitiga sama dengan 1800
~ Jumlah kuadrat sisi siku-siku pada sebuah segitiga siku-siku sama dengan Kuadrat sisi miringnya.


c. Matematika adalah Ilmu Tentang Pola dan Hubungan

Matematika disebut sebagai ilmu tentang pola karena pada matematika sering dicari keseragaman seperti keterurutan, keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model yang merupkan representasinya untuk membuat generalisasi.
Misal :
Jumlah a bilangan genap selamanya sama dengan a2.
Contoh :
a = 1 maka jumlahnya = 1 = 12.
Selanjutnya 1 dan 3 adalah bilangan-bilangan ganjil jumlahnya adalah 4 = 22. Berikutnya 1, 3, 5, dan 7, maka jumlahnya adalah 16 = 42 dan seterusnya.
Dari contoh-contoh tersebut, maka dapat dibuat generalisasi yang berupa pola yaitu jumlah a
bilangan ganjil yang berurutan sama dengan a2.
Matematika disebut ilmu tentang hubungan karena konsep matematika satu dengan lainnya 
saling berhubungan. Misalnya : Antara persegi panjang dengan balok, antara persegi dengan kubus, antara kerucut dengan lingkaran, antara 5 x 6 = 30 dengan 30 : 5 = 6. Antara 102 = 100 dengan 100 = 10. Demikian juga cabang matematika satu dengan lainnya saling berhubungan seperti aritmatika,
aljabar, geometri dan statistika, dan analisis.
d. Matematika adalah Bahasa Simbol
Matematika yang terdiri dari simbol-simbol yang sangat padat arti dan bersifat internasional. Padat arti berarti simbol-simbol matematika ditulis dengan cara singkat tetapi mempunyai arti yang luas.
Misal : cos, tg, sin, , =, >, < , ~, Ú, Ù

B. Kegunaan Matematika
1. Matematika sebagai pelayan ilmu yang lain. Banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari matematika.
Contoh :
- Penemuan dan pengembangan Teori Mendel dalam Biologi melalui konsep Probabilitas.
- Perhitungan dengan bilangan imajiner digunakan untuk memecahkan masalah tentang
kelistrikan.
- Dengan matematika, Einstein membuat rumus yang dapat digunakan untuk menaksir jumlah
energi yang dapat diperoleh dari ledakan atom.
- Dalam ilmu pendidikan dan psikologi, khususnya dalam teori belajar, selain digunakan
statistik juga digunakan persamaan matematis untuk menyajikan teori atau model dari
penelitian
- Dalam ilmu kependudukan, matematika digunakan untuk memprediksi jumlah penduduk dll.
2. Matematika digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh  
- Memecahkan persoalan dunia nyata
- Mengadakan transaksi jual beli, maka manusia memerlukan proses perhitungan
matematika yang berkaitan dengan bilangan dan operasi hitungnya
- Menghitung luas daerah
- Menghitung jarak yang ditempuh dari suatu tempat ke tempat yang lain
- Menghitung laju kecepatan kendaraan

Refrensi : 




Read More

Kamis, 06 Oktober 2011

Pendekatan CBSA dalam Pembelajaran

     CBSA adalah suatu  pendekatan dalam pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa, yang merupakan inti dari kegiatan belajar. Pada hakekatnya, keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tetapi kadamya yang berbeda tergantung pada kegiatannya, materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai.
     Sejak dimunculkannya pendekatan CBSA dalam lingkungan pendidikan ditanah air, konsep CBSA telah mengalami perkembangan yang cukup jauh. Pendekatan CBSA dinilai sebagai suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperole hasil belajar yang bempa perpaduan antara matra kognitif, afekisi. dan psikomotorik, (A. Yasin, 1984,h.24).
     Dalam kerangka sistem belajar mengajar, terdapat komponen proses yakni keaktifan fisik, mental, intelektual dan emosional dan komponen produk, yakni hasil belajar berupa keterpaduan aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pendekatan CBSA dapat diterapkan dalam pembelajaran dalam bentuk dan teknik:
1. Pemanfaatan Waktu Luang
     Pemanfaatan waktu luang di rumah oleh siswa memungkinkan dilakukanya kegiatan belajar aktif, dengan cara menyusun rencana belajar, memilah bahan untuk dipelajari, dan menilai penguasaan bahan sendiri. Jika pemanfaman waktu tersebut dilakukan secara saksama dan berkesinambungan akan memberikan manfaat yang baik dalam menunjang keberhasilan belajar di sekolah.
2. Pembelajaran Individual
     Pembelajaran individual adalah pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik perbedaan individu tiap siswa, seperti: minat abilitet, bakat, kecerdasan, dan sebagainya. Guru dapat mempersiapkan / merencanakan tugas-tugas belajar bagi para siswa, sedang pilihan dilakukan oleh siswa masing-masing, dan selanjutnya tiap siswa aktif belajar secara perseorangan. Teknik lain, kegiatan belajar dilakukan dalam bentuk kelompok, yang terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan, minat bakat yang sama.
3. Belajar Kelompok
     Belajar kelompok memiliki kadar CBSA yang cukup tinggi. teknik pelaksanaannya dapat dalam bentuk kerja kelompok, diskusi kelompok, diskusi kelas, diskusi terbimbing, dan diskusi ceramah. Dalam situasi belajar kelompok, masing-msing anggota dapat mengajukan gagasan, pendapat, pertanyaan, jawaban, keritik dan sebagainya. Siswa aktif berpartisipasi, berelasi dan berinteraksi satu dengan yang lainya.
 4. Bertanya Jawab
     Kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa, dan antara kelompok siswa dengan kelompok lainnya memberikan peluang cukup banyak bagi setiap siswa belajar aktif. Kadar CBSA-nya akan lebih besar jika pertanyaan-pertanyaan timbul dan diajukan oleh pihak siswa dan dijawab oleh siswa lainnya. Guru bertindak sebagai pengatur lalulintas atau distributor, dan dianggap perlu guru melakukan koreksi dan perbaikan terhadap pertanyaan dan jawaban-jawaban tersebut.
5. Belajar Mandiri
     Dalam strategi belajar ini siswa melakukan proses mental intelektual dalann upaya memecahkan masalah. Dia sendiri merumuskan suatu masalah, mengumpulkan data, menguji  hipotesis, dan menarik kesimpulan serta mengaplikasikan hasil belajarnya. Dalam konteks ini, keaktifan siswa belajar memang lebih menonjol, sedangkan kegiatan guru hanya mengarah membimbing, memberikan fasilitas yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan inquirynya. Strategi dan kemampun inquiry ini, akan diuraikan lebih lanjut dalam pembahasan mengenai keterampilan proses sebagai bagian dari CBSA.
6. Penagajaran Unit
     Strategi pengajaran ini berpusat pada suatu masalah atau suatu proyek. Pada tahap-tahap kegiatan belajar ditempuh tahap-tahap kegiatan utama, yakni: tahap pendahuluan dimana siswa melakukan orientasi dan perencanaan awal; tahap pengembangan dimana siswa melakukan kegiatan mencari sendin informasi selanjumya menggunakan informasi itu dalam kegiatan praktik, tahap kegiatan kulminasi, dimana siswa mengalami kegiatan penilaian, pembuatan laporan dan tidak lanjut.

refrensi : http://ayahalby.wordpress.com/2011/02/23/pendekatan-cbsa-dalam-pembelajaran/

Read More

Selasa, 27 September 2011

Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)

A. PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
Dalam PAKEM terdapat empat pilar utama yaitu : (a) Aktif, (b) Kreatif, (c) Efektif dan (d) Menyenangkan. Sedangkan huruf “P” merupakan pembelajaran yang didenfinisikan sebagai pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik. Dengan demikian pada waktu peserta didik belajar, pilar-pilar PAKEM berikut harus dirancang :
a. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif yaitu pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik daripada berpusat pada guru. Untuk mengaktifkan peserta didik, kata kunci yang dapat dipegang guru adalah kegiatan yang dirancang untuk dilakukan siswa baik kegiatan berpikir dan berbuat.
b. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif yaitu pembelajaran yang menstimulasi siswa untuk mengembangkan gagasannya dengan manfaat sumber yang ada.
c. Pembelajaran Efektif
Secara harfiah efektif memiliki makna manjur, mujarab, berdampak, membawa pengaruh, memiliki akibat dan membawa hasil. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.
Menurut hasil penelitian, konsentrasi yang tertinggi meningkatkan hasil belajar. Dalam penelitian mengenai otak dan pembelajaran mengungkapkan fakta yang mengejutkan, yaitu apabila sesuatu dipelajari secara sungguh-sungguh maka struktur internal system syaraf kimiawi seseorang berubah.
d. Pembelajaran yang Menyenangkan
Dave Maier (2002:36) memberikan pengertian menyenangkan attau fun sebagai suasana belajar dalam keadaan gembira. Suara gembira disni bukan berarti suasana rebut, hura-hura, kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal.
Ciri-ciri suasana belajar yang menyenangkan yaitu : rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan gembira dan konsentrasi tinggi.
Berdasarkan uraian materi yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PAKEM adalah proses pembelajaran dimana Guru/Pendidik harus menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan, kreatif, kritis serta mencurahkan perhatian/konsentrasinya secara penuh dalam belajar serta suasana pembelajaran yang menimbulkan kenyamanan bagi siswa untuk belajar.
B. Model-model Pembelajaran Berorientasi PAKEM
Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan baik model pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan psikomotor, keterampilan berpikir, maupun keterampilan sosial. Menurut Joyce dan Well (980,1992) dalam bukunya Models of Teaching menggolongkan model-model pembelajaran ke dalam empat rumpun. Keempat rumpun model pembelajaran tersebut adalah : (1) rumpun model pembelajaran pemrosesan informasi, (2) rumpun model pembelajaran personal, (3) rumpun model pembelajaran sosial, dan (4) rumpun model pembelajaran prilaku.
1. Rumpun Model Pemprosesan Informasi
     Model-model pembelajaran dalam rumpun pemprosesan informasi bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengelohan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah dan menggunakan simbol-simbol. Beberapa model pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah, dengan demikian peserta didik dalam belajar menekan pada berpikir produktif.
2. Rumpun Model Pembelajaran Personal (Individu)
     Model-model pembelajaran yang termasuk rumpun model-model personal/individu menekankan pada perkembangan pribadi. Model-model pembelajaran ini menekankan pada proses dalam “membangaun/mengkonstruksi” dan mengorganisasikan relita, yang memandang manusia sebagai pembuat makna. Model pembelajaran rumpun ini memberikan banyak perhatian pada kehidupan emosional.
3. Rumpun Model Pembelajaran Interaksi Sosial
     Model pembelajaran ini menekankan individu dengan masyarakat atau orang lain. Model ini memfokuskan pada proses dimana realitas adalah negosiasi sosial. Model pembelajaran ini memberikan prioritas pada peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain secara produktif.
4. Rumpun Model Pembelajaran Prilaku
     Model pembelajaran ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada teori prilaku, teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi prilaku dan prilaku terapi. Model pembelajaran ini mementingkangkan penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan prilaku secara efektif sehingga terbentuk pola prilaku yang dikehendaki.


Read More

Jumat, 23 September 2011

Kedamaian

Saint Loco feat. Astrid “
intro
A E fm D
Cm D fm
Pernahkah Kau Merasakannya
Cm D fm
Pernahkah Kau Merasa Bahagia
Cm D
Begitu Banyak Kisah
fm
Tentang Indah Disana
Cm D fm
Semua Tentang Cinta
Reff
A
Tak Ada Kesedihan
E
Tak Ada Kepedihan
fm
Hanya
D
Satu Kedamaian
A
Tak Ada Air Mata
A
Tak Kan Pernah Terlupa
fm
Hanya
D
Kebahagiaan
Rapp
Cm D fm X
Cm D
Begitu Banyak Kisah
fm
Tentang Indah Disana
Cm D fm
Semua Tentang Cinta
Back To Reff 
Int Cm D fm 2x
Bm Cm
Indah Disana
Bm fm
Penuh Bahagia
Bm Cm
Kuyakin Semua
D fm
Jadi Nyata Jadi Nyata
Back To Reff 

Read More

© Berkreasi, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena